Mengenal Unsur Warna Pada Desain Grafis

Mengenal Unsur Warna Pada Desain Grafis - Unsur tata letak desain grafis berikutnya adalah warna. Tidak asing mendengar nama warna, karena pastinya kita terbiasa membedakan warna-warna pada mainan kita sejak kecil. Selain itu, alam pun menyediakan untuk belajar warna secara gratis dan kapan pun. Kita bisa melihat warna daun, tanah, bunga, dan lain sebagainya. Warna merupakan kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yg dikenainya. Sehingga Warna mencolok akan menarik perhatian, karena itu warna merupakan unsur tata letak yang paling menonjol untuk menarik perhatian bagi yang melihatnya atau sasaran target dari sebuah karya desain grafis.

warna merupakan satu unsur yang penting dalam sebuah tata letak desain grafis

Untuk menentukan warna sebagai unsur desain grafis yg efektif, maka sanggup dimulai dengan memilih rona yang sanggup merepresentasikan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan. Untuk pemilihan setiap warna sebaiknya oleh pencipta desain grafis lebih berhati-hati dalam pemilihan rona buat rapikan letak desainnya. Lantaran bila pada proses pemilihan rona nir tepat, maka akan menimbulkan kebingungan, bahkan akan menyebabkan kesulitan pada keterbacaan suatu desain, sehingga mampu Mengganggu komposisi yang telah disusun. Jadi bagi siapapun yg akan menciptakan sebuah karya desain grafis pada bentuk apapun, sebaiknya wajib mengenal & menilik apa itu warna secara mendalam.

Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur, yaitu cahaya, objek, dan si pengamat (observer). Warna sendiri dapat dijelaskan secara objektif atau secara fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara subjektif / psikologis merupakan bagian dari pengalaman indera penglihatan. Proses terlihatnya warna adalah karena adanya cahaya yang menimpa suatu benda, kemudian benda tersebut menyerap dan memantulkan cahaya sampai ke mata. Jadi syarat terjadinya warna adalah harus ada Cahaya, Objek (Benda) dan Si Pengamat (Mata Atau Alat).

A. Cahaya

Cahaya yg tampak dalam mata adalah salah satu berdasarkan bentuk pancaran energi yg adalah bagian sempit berdasarkan gelombang eletromagnetik. Tingkat terangnya cahaya dinyatakan sebagai color temperature atau suhu rona yang penggunaannya menggunakan satuan derajat kelvin. Sebagai contoh baku internasional buat cahaya putih adalah 5000 derajat kelvin atau D50. Semakin tinggi nilai suhu rona, maka akan menghasilkan warna kebiruan atau disebut dengan bluish. Sedangkan semakin rendah nilai suhu warna, maka akan membentuk warna kekuningan atau dianggap dengan yellowish. Kita mampu bandingkan cahaya lampu tunggangan yang berwarna kuning dengan putih kebiruan, pastinya nilai suhu warnanya tidak sinkron. Perlu dicatat pula, bahwa sumber cahaya jua akan menghipnotis warna yang akan terlihat pada objek, contohnya cahaya surya, lampu bohlam, lampu TL(warm, cool), lampu spot, dll.

B. Objek / Benda

Objek sebenarnya tidak memancarkan cahaya. Objek hanya memantulkan, meneruskan & menyerap cahaya saja. Sebagai contoh, benda berwarna merah karena sifat pigment benda tadi memantulkan warna merah dan menyerap rona lainnya. Lalu benda berwarna hitam karena sifat pigment rona benda tadi menyerap seluruh rona pelangi. Sebaliknya benda berwarna putih lantaran sifat warna pigmentnya tersebut memantulkan seluruh rona pelangi.

C. Pengamat / Observer

Mata berperan sebagai perekam rona. Kondisi mata yg dimiliki sang setiap orang bisa dan pasti tidak sama, sehingga mata manusia bersifat subjektif. Bisa jadi warna pada objek yang sama akan memberikan persepsi yang tidak sama bagi setiap orang yang melihatnya. Hal tersebut sanggup terjadi, lantaran ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya jenis kelamin, usia, syarat fisik mata, syarat emosional, ukuran objek, rona background gambar, & juga sudut pandang.

Apabila kita menginginkan satu konsistensi kondisi warna yang objektif atau menggunakan taraf level permanen, maka usahakan pakai indera ukur yg sudah distandarisasikan, sehingga hasil rona akan selalu terlihat konsisten. Salah satu alat yang generik digunakan buat melihat dan mengukur tingkat warna merupakan spectrophotometer

Jenis-Jenis Warna

Ada baiknya sebelum kita mengusut warna lebih pada buat menentukan warna yang sinkron dalam desain grafis kita, nir ada salahnya kita mengenal dahulu mengenai apa yg disebut menggunakan bundar warna. Karena pengetahuan rona ini memang sangat penting buat diperhatikan bagi setiap individu yang bekerja di bidang prepress, khususnya desain.

lingkaran warna membagi warna hangat dan warna dingin

jenis-jenis kombinasi warna yang ada dalam lingkaran warna di atas, bisa dibagi dalam beberapa dasar. berikut pembagian jenis-jenis warna Berdasarkan Komponen Penyusunannya:

a. Warna Primer, merupakan kelompok warna dasar atau warna pokok yang ada dalam lingkaran warna yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain. Warna primer terdiri dari 3 warna dasar, yaitu Red, Yellow, Dan Blue atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan warna merah, kuning, dan biru. Dalam dunia desain grafis, warna-warna tersebut dikenal dengan warna pigmen. Warna lain bisa terbentuk dari kombinasi warna primer itu sendiri. Warna-warna dari hasil 2 warna primer disebut dengan istilah warna sekunder. Sedangkan warna campuran dari warna primer dan sekunder disebut dengan warna tersier.

b. Warna Sekunder, adalah warna yang diperoleh dari campuran dua warna primer dengan perbandingan yang sama. Warna sekunder terdiri dari ungu, orange/jingga, dan hijau. Warna ungu merupakan percampuran antara warna merah dan biru. Warna orange/jingga merupakan percampuran antara warna merah dan kuning. Dan warna hijau adalah percampuran antara warna biru dan kuning.

c. Warna Tertier, adalah warna yang merupakan  hasil pencampuran antara warna primer dan sekunder dengan perbandingan yang sama. berikut ini adalah contoh pencampuran antara warna primer dan sekunder yang menghasilkan warna tertier:

●  Merah + ungu = merah ungu (crimson)

●  Merah + orange = merah orange (burnt orange)

●  Kuning + orange = kuning orange (golden yellow)

●  Kuning + hijau = kuning hijau (lime green)

●  Biru + hijau = biru hijau (turquoise)

●  Biru + ungu = biru ungu (indigo)

d. Warna Analogus, adalah deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna. Contohnya deretan warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning, dll.

e. Warna Kontras/Komplementer, adalah warna yang memiliki kesan berlawanan satu dengan yang lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan terdiri atas warna primer dan warna sekunder dengan memotong titik tengah segitiga dalam lingkaran warna. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan mengolah nilai dari kemurnian warna. Contoh warna kontras kita bisa lihat pada warna merah dengan hijau, kuning dengan ungu, biru dengan jingga.

f. Warna Netral adalah hasil pencampuran dari warna primer, warna sekunder, dan warna tersier. Warna netral ini tidak mengarah pada ketiga warna utama seperti merah, kuning atau biru, karena pencampuran hasil pencampuran warna netral bisa dalam komposisi yang berbeda.

g. Warna Hangat/Warm Cool, merupakan kelompok warna yang berada dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga jingga. Warna ini menjadi simbol atau tanda sebuah keriangan, semangat, amarah, dan lain sebagainya. Warna hangat bahkan bisa mengesankan jarak yang lebih intim.

h. Warna Dingin/Cool Color, merupakan kelompok warna yang berada dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari warna hijau hingga ungu. Warna ini bisa menjadi simbol kelembutan, kesejuk, kedamai, kenyaman, dan lain sebagainya. Warna dingin memberikan kesan berlawanan dengan warna hangat, kalau warna hangat memberi kesan yang lebih intim, warna dingin memberi kesan ada batasan jarak yang jauh.

Selanjutnya, kita bahas warna Berdasarkan Proses Pencampuran Warna Pada Peralatan/Perangkat. Maka warna bisa dibedakan menjadi:

1. Warna Additive, merupakan pencampuran antara warna primer yang bersumber pada cahaya yang terdiri atas warna Red, Green, dan Blue atau Merah, Hijau, dan Biru. Contoh dari pencampuran ini kita bisa lihat pada warna yang terlihat pada monitor komputer atau layar televisi. Apabila ketiga warna tersebut dicampurkan dengan perbandingan yang sama, maka akan menghasilkan warna putih. Sebaliknya apabila ketiga warna tersebut dicampurkan dengan komposisi intensitas warnanya diturunkan hingga habis, maka akan menghasilkan warna hitam. Pencampuran dua warna primer dari jenis warna additive akan menghasilkan warna sekunder atau subtractive. Contoh warna sekunder, kita bisa lihat dari warna Cyan yang merupakan pencampuran antara warna green dan blue, Warna Magenta yang merupakan pencampuran antara warna blue dan red, dan warna Yellow yang merupakan pencampuran antara warna red dan green. Oleh karena itu komponen warna additive yang terdiri dari warna Red, Green, dan Blue dikenal sebagai konsep warna RGB. Warna additive banyak dipergunakan pada desain atau karya-karya visul yang ditampilkan secara elektronik seperti display pada televisi, monitor, sebagai contoh desain web, maupun slide show.

menjelaskan warna-warna RGB yang terdiri dari red, green, blue

b. Warna Subtractive, merupakan warna sekunder dari warna additive. Perbedaanya adalah pada material atau bahan pembentuknya. Warna additive dibentuk dari cahaya, sedangkan warna subtractive dibentuk dari pigmen warna, contohnya adalah tinta cetak. Warna subtractive terdiri dari Cyan, Magenta, dan Yellow. apabila ketiga warna tersebut dicampurkan, maka akan menghasilkan warna keempat, yaitu Black atau Hitam. Namun karena keterbatasan jangkauan pigmen, maka warna yang muncul adalah coklat tua. sehingga untuk menambah kepekatan perlu ditambahkan warna hitam (K) yang diartikan sebagai key. Oleh karena komponen warna subtractive terdiri dari Cyan (C), Magenta (M), Yellow (Y) dan Black/Key (K), maka konsep warna tersebut dikenal dengan CMYK. Warna CMYK kita bisa temukan pada industri percetakan offset atau printing maupun printer komputer yag dihasilkan dari kombinasi tinta.

menjelaskan konsep warna cetak seperti warna cyan, magenta, yellow, black

Model Warna

Biasanya apabila kita bekerja pada bidang prepress, terutama pada desain grafis, maka menjadi sangat krusial supaya kita sanggup tahu Model Warna yg terdapat pada sistem komputer, lantaran umumnya kesalahan/melesetnya pewarnaan tak jarang terjadi dalam proses pembuatan desain menggunakan komputer. Hal ini mampu terjadi, lantaran perwarnaan yang terlihat dalam layar monitor akan tidak sama saat dicetak. Biasanya dalam layar monitor akan terlihat lebih terang, sedangkan selesainya dicetak, akan terlihat lebih gelap. Maka sebaiknya kita wajib pastikan buat kebutuhan dalam cetak dan printing, rona yg kita pakai merupakan sistem atau contoh warna CMYK, sedangkan buat tampil di layar monitor, seperti website, wallpaper, game, & video, rona yang biasa digunakan adalah model RGB & RGB Hexadecimal ( bila kita membutuhkan warna dengan menggunakan bilangan nomor ).Berikut beberapa sistem atau contoh rona, yang usahakan kita ketahui.

A. RGB ( Red Green Blue )

Model atau sistem rona RGB terdiri atas 3 channel rona yang menghasilkan balik rona seperti Red ( Merah ), Green ( Hijau ), dan Blue ( Biru ). Sebagai contoh gambar dalam bentuk RGB yang bekerja menggunakan format 24 bit, maka setiap channel warna R, G, B akan mengandung 8 bit. Kita bisa lihat model real-nya dalam indera-alat elektro seperti monitor, scanner, kamera digital, & TV. Mereka seluruh bekerja menggunakan model warna RGB. Sehingga dalam desain grafis, desain warna yg dikerjakan dalam piranti elektronik, kemudian tujuannya akan dicetak, maka desain rona tersebut wajib diubah ke pada model CMYK terlebih dahulu, buat memastikan warna akhir cetak. Sehingga kita sanggup memastikan hasil cetakan warna mampu sama dengan output di monitor dengan melakukan kalibrasi ( membuat indikasi-indikasi dalam menyatakan pembagian skala warna ) pada peralatan yg dipakai.

B. CMYK ( Cyan Magenta Yellow Black )

Model warna CMYK, seperti yg sudah dijelaskan berkali-kali diatas, adalah warna yg digunakan pada proses percetakan. Model atau sistem rona CMYK di dalamnya terdiri atau 4 channel warna dalam menghasilkan kembali rona misalnya Cyan, Magenta, Yellow, & Black. Secara generik gambar pada bentuk CMYK bekerja menggunakan format 32 bit, dan tentu saja setiap channel rona C, M , Y, K mengandung 8 bit. Contoh pribadi buat indera yang bekerja menggunakan model warna CMYK merupakan tinta printer dan offset. Model warna CMYK dan RGB mempunyai jangkauan warna yg dianggap menggunakan Gamut Warna ( Color Gamut ) / Color Space, sebagai akibatnya gambar desain yang menggunakan contoh CMYK pada monitor akan lebih redup dibandingkan dengan model rona dengan memakai RGB.

C. HSL ( Hue SaturationLightness )

HSL merupakan ciri warna yang mempunyai ciri warna yg didefinisikan menggunakan menggunakan komponen rona Hue buat H, Saturation buat S, dan Lightness buat L.

Hue sendiri menyatakan nilai menurut sebuah pigmen rona.Nilai Hue diukur menggunakan satuan derajat dari nomor 0 hingga 360 derajat. Contoh, buat klasifikasi warna merah/red, maka nilai Hue yang digunakan adalah 0 derajat. Lalu buat klasifikasi warna kuning/yellow, maka nilai yg digunakan adalah 60 derajat. Klasifikasi rona hijau/green, maka nilai warna yg digunakan merupakan 120 derajat. Klasifikasi rona biru belia/cyan, nilai rona yg digunakan 180 derajat. Selanjutnya buat rona biru/blue, nilai rona yang dipakai merupakan 240 derajat, & buat rona merah jingga/magenta nilai yang digunakan adalah 300 derajat.

Saturation/Chroma adalah derajat intensitas suatu rona atau intensity dengan memakai nilai anatara -80 sampai 120 yg fungsinya buat mengungkapkan kemurnian suatu rona, baik yg cenderung kotor atau dianggap grayish, maupun warna yang lebih banyak didominasi/murni. Dengan begitu semakin tinggi nilai persentasenya, maka gambar warna akan semakin tajam. Namun semakin rendah persentasenya, maka rona gambar akan semakin menuju keabu-abuan.

Lightness disebut juga dengan beberapa istilah, misalnya luminance, brightness, atau value. Lightness sendiri mampu diterjemahkan menjadi nilai putih yang terdapat pada warna itu sendiri. Pada umumnya penggunaan nilai lightness menggunakan persentase berdasarkan 0% hingga 100%. 0% menunjukkan nilai hitam, sedangkan nilai 100% menerangkan warna putih. Artinya meningkat nilai persentasi lightness-nya, maka akan semakin cerah warnanya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah persentasi nilai lightness-nya, maka intensitas lightness-nya akan semakin pudar. Dengan kondisi begitu, kita jua mampu menerjemahkan Lightness menjadi nilai gelap terangnya suatu warna, sehingga lightness sanggup digunakan buat perbandingan berapa nilai gelap dan terangnya suatu warna dalam gambar dimaksud.

hue saturation lightness

D. Lab Color - Lightnessa ( Green-Red Axis ) b ( Blue-Yellow Axis )

Lab merupakan model warna tiga dimensi yg terdiri atas Luminance, a, dan b. Lab juga mampu dinyatakan dalam bentuk LCH. Lightness buat L, Chroma buat C, dan Hue buat H.

Luminance merupakan unsur buat mengukur kecerahan/gelap terangnya suatu rona ( lightness ). Luminance memiliki nilai antara 0 hingga 100. 0 adalah nilai yg merepresentasikan warna paling gelap, sedangkan 100 merepresentasikan rona paling cerah.

A adalah komponen warna koordinat chromatic yg merepresentasikan jangkauan warna menurut merah sampai hijau. Nilai a mempunyai nilai antara warna 128 & minus 127.

B adalah warna komponen yang terdapat dalam warna koordinat chromatic yang merepresentasikan jangkauan warna menurut biru ke kuning. Nilai b mempunyai nilai antara 128 dan minus 127.

Lightnessa ( Green-Red Axis ) b ( Blue-Yellow Axis )

Dalam contoh rona atau sistem pewarnaan, kita perlu mengenal apa yang diklaim menggunakan Gamut Warna yg adalah batasan area warna yg sanggup didapatkan sang suatu alat-alat dalam menghasilkan suatu warna. Peralatan yg bekerja menggunakan memakai model RGB, seperti monitor akan memiliki gamut rona yang lebih luas dibandingkan menggunakan peralatan yang bekerja dengan model CMYK seperti indera mesin cetak offset. Perbedaan nilai gamut inilah yg sebagai faktor penentu dalam membentuk warna sehingga rona monitor berbeda dengan output cetakan. Besar kecilnya gamut bisa diketahui menggunakan menggunakan software color management.

batasan area warna yang mampu dihasilkan oleh suatu peralatan dalam menghasilkan suatu warna

Catatan:

Perbedaan Warna Spot Dan Warna Proses . Tidak jarang mungkin kita sering melihat hasil cetakan warna dengan warna yang sangat menyala/mencolok/ngejreng pada media-media cetak seperti majalah, leaflet, poster, paper bag, dan lain-lain. Contoh saja, warna-warna seperti pink, hijau muda, kuning, dan lain-lain. Kemungkinan warna-warna tersebut adalah warna spot atau warna special. Warna spot didefinisikan sebagai warna solid tunggal yang dikomunikasikan dengan pantone chart yang merupakan standar internasional.

Sedangkan warna proses adalah warna yang terdiri atas Cyan, Magenta, Yellow, dan Black. Warna proses merupakan warna baku yg dipakai dalam produksi cetak offset. Meskipun rona spot sudah dikonversi ke contoh CMYK, hasilnya tetap nir akan mampu menyamai warna spot yg tunggal, yg di atas sudah dijelaskan, karena gamut warna yg dimiliki tinta spot lebih akbar dibandingkan dengan gamut tinta warna proses.

Fungsi Dan Karakter Warna

Pemilihan warna sebagai hal yang sangat krusial dilakukan pada setiap hal. Lihat saja saat ingin membeli baju, kendaraan, atau memilih warna cat tempat tinggal . Contoh-contoh tadi pertanda bahwa rona sangat berarti pada kehidupan sehari-hari. Setiap warna bisa menciptakan nuansa keindahan saat diaplikasikan dalam media apapun. Dengan rona kita bisa lebih mengekspresikan perasaan, menciptakan suasana lebih menyenangkan & nyaman. Kita pun bebas memiliki warna sesuai menggunakan kesan yg ingin kita munculkan.

Warna memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan kita. Berikut diantaranya Fungsi-Fungsi Warna:

1. Fungsi Identitas, fungsi ini membuat orang lain mengenal jati diri seseorang dari warnanya, seperti seragam, bendera, logo perusahaan, dll.

2. Fungsi Isyarat, warna bisa memberikan tanda-tanda atas sifat dan  atau kondisi tertentu, seperti warna pada lampu lalu lintas. Merah memberikan isyarat untuk berhenti, kuning agar kita bisa berhati-hati dalam berkendara, dan hijau tanda aman dalam berkendara.

3. Fungsi Psikologis, warna juga memberikan kesan perasaan tertentu terhadap yang melihatnya, seperti misalnya warna hijau rumput dapat memberikan kesan yang menyegarkan, biru langit memberikan ketenangan, dan lain sebagainya.

4. Fungsi Alamaiah, warna bisa menjadi salah satu properti benda tertentu. Contohnya warna semangka ada yang merah dan ada yang kuning.

5. Fungsi Estetika, warna sebagai unsur yang menonjol untuk mempercantik tampilan visual sehingga menambah kenikmatan bagi yang melihatnya.

Setiap warna memiliki kekuatan untuk mempengaruhi psikologi orang yang melihatnya. Berikut Masing-Masing Warna Berdasarkan Karakter/Psikologisnya dengan segala kemampuan dasarnya dalam memberikan respon secara psikologis bagi yang melihatnya:

1. Hitam, merupakan warna tertua yang membawa sifat kekuatan, kemewahan, kematian, misteri, keanggunan, sampai ketakutan.

2. Putih, adalah warna yang paling terang, untuk melambangkan cahaya, bersih, kesucian atau kemurnian, bahkan kematian.

3. Abu-Abu, adalah warna yang paling netral dengan kesan yang elegan, eksklusif, dan futuristik.

4. Merah, biasanya membawa sifat cinta, gairah, menaklukkan, aktif, panas membara, kekuatan, dan peringatan.

5. Kuning, dengan kondisi sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, harapan, hati-hati dan keraguan.

6. Biru, bisa menimbulkan kesan tenang, sifat yang tak terhingga dan transeden, disamping itu memiliki sifat konservatif, keamanan, kepercayaan, dan kebersihan.

7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan kesegaran dan tempat mengumpulkan daya-daya baru, identik, dengan pertumbuhan dalam lingkungan yang alami, kesehatan, dan kecemburuan.

8. Ungu, memperlihatkan warna yang identik cantik, spiritual, misteri, dan arogan.

9. Orange, cenderung warna yang menimbulkan kehangatan, keseimbangan, dan energi.

10. Coklat, warna ini memberikan kesan hangat, tanah, kesunyian, dan kepercayaan.

Pada aplikasi desain grafis kita mampu memberikan warna pada sebuah objek dengan sangat gampang dengan memakai tool yang sudah disediakan. Sebagai model saat kita memakai Adobe Illustrator kita sanggup memakai perintah Gradient Tool atau tomobol G buat mengisi gradasi, sedangkan untuk warna solid kita sanggup menggunakan perintah fill atau tombol X, atau kotak obrolan color di sebelah kanan. Sedangkan dalam pelaksanaan CorelDraw kita mampu memakai perintah uniform fill buat rona solid, perintah fountain fill buat warna gradasi, atau sanggup jua menggunakan menggunakan palet warna langsung yg umumnya ada pada sebelah kanan layar.

Sedangkan dalam photoshop, kita bisa menggunakan paint bucket tool buat warna solid & gradient tool buat rona gradasi atau kita bisa memakai tombol G. Kita jua mampu mengisi rona menggunakan menggunakan color picker atau sajian swatches. Terakhir, berikut contoh nama-nama warna yang mungkin anda perlu memahami. Happy Blogging Gaes !!! ...

ColorsMeaning In Indonesia
azurebiru langit
aquabiru langit
army greenwarna hijau baju tentara
autumn orangejingga musim gugur
avocado greenwarna hijau kulit alpukat
baby bluebiru lembut
banana yellowwarna kuning kulit pisang
blackhitam
bluebiru
blue purpleungu kebiru-biruan
blue violetlembayung kebiru-biruan
brick redwarna merah batu bata
browncoklat
chalkkuning warna kapur
chartreusehijau muda kekuning-kuningan
crimsonmerah tua
cyanbiru
dark bluebiru tua
dark browncoklat tua
dark greenhijau tua
dark orangejingga tua
dark redmerah tua
deep azurebiru laut yang sangat kental
deep bluebiru murni yang sangat kental
deep navy bluebiru laut yang sangat kental
deep pinkmerah muda yang sangat kental
deep purpleungu yang sangat kental
deep riverwarna biru keungu-unguan yang sangat kental
deep rosemerah jambu yang sangat kental
deep violetlembayung yang sangat kental
deep yellowkuning yang sangat kental
desert bluebiru langit di padang pasir
dull greenhijau polos
dusty plumprem agak berdebu
dusty rosewarna merah jambu yang agak berdebu
easter puplewarna ungu khas orang timur
electric bluebiru panas
faded greenhijau keputih-putihan
faded pinkmerah muda keputih-putihan
forest greenhijau hutan
ghost greenhijau muda keputih-putihan
goldwarna emas
grapewarna ungu buah anggur
grass greenwarna hijau rumput
grayabu-abu
greenhijau
hot pinkmerah muda panas
ice bluebiru dingin
kentucky greenhijau agak kebiruan
khakihijau lumut keputih-putihan
light bluebiru muda
light bluegreenhijau kebiruan-biruan yang sangat muda
light greenhijau muda
light orangejingga muda
light purpleungu muda
light yellowkuning muda
light yellowkuning muda
ligth violetlembayung muda
limewarna kulit jeruk limau
magentawarna merah campur ungu
majestic purplewarna ungu yang terkesan mewah
martian greenhijau segar
mint greenhijau segar keputih-putihan
moon greenhijau segar yang muda
moss greenhijau lumut
murky greenhijau lumut yang gelap
navy bluewarna biru baju tentara
neon purpleungu yang cetar
neon rosemerah muda yang cetar
ocean greenhijau laut
olivewarna buah zaitun
olive drabhijau lumut agak tua
orangewarna seperti jeruk
pale purpleungu pucat
pale yellowkuning pucat
pastel bluebiru lembut polos
peachwarna buah persik
pinkmerah muda
plumwarna prem
plumwarna prem
powder bluebiru bedak
purpleungu
redmerah
red browncoklat kemerah-merahan
regal redmerah yang mewah
rubymerah delima
ruby redmerah batu delima
sandputih warna pasir
sea greenhijau laut
silverwarna perak
sky bluebiru langit
soft pinkmerah muda yang lembut
spring greenhijau musim semi
storm bluebiru badai
tancoklat kulit karena penyamakan
tropical pinkwarna merah muda tropis
turquoisewarna campuran biru hijau
twilight bluebiru temaram
twilight violetlembayung temaram
violetwarna lembayung
violetlembayung
walnutwarna buah kenari
whiteputih
yellowkuning

Belum ada Komentar untuk "Mengenal Unsur Warna Pada Desain Grafis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel